Kayu Akasia

Ada satu lagi jenis kayu khas tropis yang memiliki nilai komersial cukup bagus di pasaran. Kayu ini dikenal dengan nama kayu akasia. Jika dilihat sekilas, warna pada permukaan kayu akasia ini sangat mirip sekali dengan kayu jati, bahkan kemiripannya bisa dikatakan 80% mirip. Tetapi kalau bicara soal tingkat kekuatan dan keawetan, jelas sekali, kayu akasia masih di bawah kayu jati.
kayu akasia
Akan tetapi karena semakin sulitnya mendapatkan kayu jati dan juga semakin mahalnya harga kayu jati, maka penggunaan kayu alternatif mulai dipertimbangkan oleh para perajin mebel. Dan kayu akasia masuk dalam radar pertimbangan para perajin mebel karena kemiripan warna antara keduanya. Memang, kalau dilihat dari sisi warna antara keduanya, tidaklah jauh beda alias sangat mirip. Karena kemiripan itulah kayu akasia ini banyak dipakai untuk menyiasati sulitnya mendapatkan kayu jati. Dan pertimbangan lainnya adalah soal harga, harga pasaran kayu akasia juga jauh lebih murah dibanding kayu jati sehingga para perajin mebel bisa lebih menghemat biaya produksi.

Selain faktor warna dan murahnya harga kayu, faktor lain yang mempengaruhi para perajin mebel untuk beralih menggunakan kayu akasia adalah karena kayu akasia ini adalah jenis kayu pertukangan yang mudah dikerjakan seperti dipotong misalnya, atau diamplas. Kayu akasia bisa digunakan untuk membuat beraneka macam produk mebel, baik ukiran maupun minimalis (non ukir), tetapi, penggunaan kayu akasia hanya disarankan untuk jenis furniture indoor saja atau jenis furniture yang tidak bersentuhan secara langsung dengan tanah dan cuaca seperti panas dan hujan. Sebab kayu akasia memang kurang tahan terhadap pengaruh cuaca dan juga kayu ini tergolong jenis kayu yang sangat keras jadi mudah pecah atau retak, sehingga penggunaan kayu ini dirasa kurang cocok jika digunakan untuk membuat mebel garden atau mebel luar ruangan.

Saat ini, aneka macam furniture indoor berbahan kayu akasia sudah banyak beredar dan dijual di pasaran. Harga pasaran furniture kayu akasia biasanya lebih murah dari furniture kayu jati. Sebab harga kayunya juga lebih murah. Tetapi pada beberapa kasus, ada juga penjual furniture yang nakal (kurang sportif), mereka menawarkan furniture kayu akasianya dengan ngaku-ngaku kalau furniturenya itu terbuat dari kayu jati hanya agar produknya terjual dengan harga lebih mahal. Hal ini jelas merugikan si pembeli, dan untuk mengantisipasi hal-hal seperti itu, berikut adalah ciri-ciri kayu akasia : 

Ciri-ciri kayu akasia :
  1. Warna kayu (kayu gubal dan kayu Teras) : kayu gubal berwarna coklat sedangkan kayu gubalnya berwarna putih. Warna ini mirip sekali dengan warna kayu jati.
  2. Aroma atau bau : kayu akasia berbau kurang sedap, baunya seperti bau kecing (pesing)
  3. Berat kayu : kayu akasia ini tergolong cukup berat, hal ini bisa dibuktikan dengan cara membandingkan dengan berat kayu pertukangan lainnya seperti kayu jati, mahoni atau sonokeling.

Menyiasati Mahalnya Harga Kayu Jati


kayu jati
Seperti yang sering kita dengar, bahwa kayu jati merupakan jenis kayu yang eksotis dan berkualitas baik, apalagi jika kayu ini digunakan untuk membuat aneka produk mebel, wuih bagus sekali pastinya dan yang pasti juga akan banyak peminatnya. Tapi keeksotisan kayu jati juga dapat membuat banyak orang (perajin mebel) menjadi risau. Penyebabnya adalah soal harga, untuk diketahui, harga pasaran per kubik kayu jati untuk saat ini sangatlah mahal, jauh lebih mahal daripada jenis kayu pertukangan lainnya seperti kayu mahoni ataupun kayu akasia. Harga kayu jati berdiameter kecil pun saat ini sudah tergolong cukup mahal apalagi harga kayu jati yang berdiameter lebih besar, pasti harganya akan sangat mahal.

Kerisauan para perajin mebel akan hal ini bukannya tanpa alasan, sebab, jika harga kayu jati semakin mahal, berarti biaya yang harus mereka keluarkan untuk membeli bahan baku (kayu jati) juga mahal dan otomatis biaya produksi menjadi membengkak. Dan yang memprihatinkan, meskipun harga kayu jati (bahan baku) mahal tetapi para perajin mebel ini masih kesulitan untuk menaikkan harga jual barang yang diproduksinya. Seperti yang banyak dialami oleh para perajin mebel skala kecil atau rumahan di daerah Pasuruan (Jawa Timur) dan Jepara (Jawa Tengah). 

Penyebabnya tak lain adalah super ketatnya persaingan. Sebagai info saja, baik di pasuruan maupun di jepara, perajin mebel tidak hanya ada 1 atau 2 orang saja, melainkan sangat banyak bahkan ada ratusan atau lebih jumlah perajin mebel di dua daerah itu. Jadi mereka harus saling berkompetisi untuk merebut pasar agar bisa tetap eksis. Dan fatalnya, persaingan yang mereka lakukan adalah banting harga yaitu menawarkan barangnya dengan harga murah agar pasar (pembeli) tertarik untuk membelinya (istilahnya murah-murahan harga antar perajin).

Pertanyaannya adalah bagaimana bisa, dengan mahalnya harga bahan baku (kayu jati), barang yang diproduksi harus tetap dijual dengan harga murah?

Jawabannya adalah tentu saja tidak bisa dan tidak mungkin, tetapi itulah keadaannya dan para perajin mebel itu dituntut harus bisa menyiasatinya agar usahanya terus berjalan, atau kalau tidak, mereka bisa gulung tikar alias bangkrut.

Lalu, bagaimanakah para perajin mebel tersebut menyiasati mahalnya bahan baku (kayu jati)?

Dalam rangka mempertahankan eksistensi usahanya, banyak diantara para perajin mebel yang banting setir ke bahan baku alternatif atau bahan baku pengganti. Kalau pada awalnya mereka menggunakan bahan baku berupa kayu jati, kini banyak diantara mereka yang beralih menggunakan jenis kayu pertukangan lainnya yang harganya lebih murah dan persediaannya masih melimpah seperti kayu mahoni, kayu akasia, kayu mangir, kayu ketangi, kayu bayur dll. Selain itu, penggunaan bahan baku dari kayu olahan seperti triplek atau multiplek juga lazim mereka gunakan untuk menyiasati mahalnya harga kayu jati.

Solusi yang kedua yang biasa dipakai oleh para perajin mebel untuk menyiasati mahalnya harga kayu jati adalah dengan cara merubah ukuran tebal kayu yang digunakan. Misal dalam pembuatan sebuah pintu, jika biasanya sebuah pintu dibuat dengan menggunakan papan kayu dengan tebal 4 cm, kini para perajin mebel banyak yang menyiasatinya dengan cara, papan kayu yang tebal 4 cm hanya digunakan pada bagian bingkai (slimar) pintu, sedangkan bagian isi (isen) pintu menggunakan kayu dengan ketebalan 2,5 hingga 3 cm saja. Jadi, dengan demikian jumlah bahan baku yang digunakan untuk membuat pintu menjadi lebih sedikit daripada biasanya dan tentunya biaya produksi bisa menjadi lebih murah. Dan yang terpenting adalah meskipun hasil produksinya dijual dengan harga lebih murah dari biasanya, tapi para perajin mebel tidak akan rugi dan usahanya tetap berjalan.

Ciri-ciri Kayu Jati Yang Berkualitas Baik

Pada dasarnya, kayu jati adalah jenis kayu yang memiliki kualitas baik, bahkan tidak sedikit orang yang bilang kalau kualitas kayu jati sebagai kayu pertukangan adalah nomer wahid. Kayu ini biasa dipakai oleh masyarakat sebagai bahan baku untuk membuat mebel, baik mebel garden maupun mebel indoor. Bahkan penggunaan kayu jati untuk furniture yang ditempatkan secara langsung dengan tanah juga sangat disarankan. 

Yang menjadi pertanyaan, apakah kayu jati selalu berkualitas bagus?

Jawabannya adalah belum tentu juga, sebab banyak juga kayu jati yang kualitasnya kurang bagus atau pas-pasan beredar di pasaran. Biasanya kayu jati dengan kualitas seperti ini merupakan jenis kayu jati muda atau jenis-jenis tertentu dari kayu jati (silakan baca jenis-jenis kayu jati).

Lalu, apakah kayu jati tua adalah jenis kayu jati yang berkualitas bagus?

Jawabannya adalah tentu, kayu jati yang tua pasti berkualitas bagus, sebab, kayu jati tua memiliki pori-pori yang lebih padat sehingga kayu menjadi kuat dan awet. Selain itu, kayu jati tua memiliki permukaan yang sangat dekoratif, sebab tekstur dan serat kayunya memang sudah terbentuk dengan sempurna dan indah. Akan tetapi, untuk memperoleh kayu jati yang lebih berkualitas, kalau hanya berpatokan pada umur kayu dirasa masih belum cukup, sebab seberapapun tuanya umur dari sebuah kayu, pasti tidak akan luput dari cacat kayu yang terbentuk secara alami.

Untuk itu, di bawah ini merupakan ciri-ciri kayu jati yang berkualitas bagus :

kayu jati berkualitas
contoh mata mati
  1. Tentu saja umur kayu harus benar-benar tua. Sebab kayu tua memiliki tingkat kekuatan dan keawetan yang sangat bagus.
  2. Pori-pori kayu terlihat padat. Pori-pori yang padat menjadikan kayu jati lebih awet dan tahan terhadap serangan hama perusak kayu seperti rayap.
  3. Warna kayu lebih hidup. Kayu jati yang berkualitas bagus pasti kayunya tua, dan warna permukaan kayu pada kayu jati yang berumur tua akan terlihat lebih hidup, penyebbnya adalah banyaknya pigmen kayu yang terbentuk pada kayu jati tua.
  4. Tidak terdapat mata mati pada kayu. Mata mati perlu dihindari sebab kayu dengan mata mati memiliki kemingkinan patah sangat besar.
  5. Tidak ada hati kayu. Hati kayu adalah bagian dari pusat kayu, bagian ini biasanya berisi seperti gabus. Umumnya, tampilan hati pada kayu, berbentuk seperti garis yang panjang (jleret) dan apabila terlepas akan menimbulkan bekas yang dapat merusak keindahan kayu jati.
  6. Kayu tidak berlubang. Sama seperti keberadaan hati kayu, lubang pada kayu juga menyebabkan tampilan kayu menjadi tidak bagus karena akan terlihat banyak dempul untuk menutupinya.
  7. Tidak ada gubal kayu, atau kalaupun ada sebisa mungkin diminimalisir sesedikit mungkin (± 3% kayu gubal masih dianggap berkualitas)
Semoga membantu atau, kalau anda masih merasa kesulitan untuk mengetahui ciri-ciri kayu jati yang baik, untuk sementara waktu, anda bisa meminta bantuan pada orang-orang yang benar-benar memahami tentang kayu jati ketika anda hendak membeli kayu jati atau mebel yang terbuat dari kayu jati. Dan dari situ, mungkin nantinya anda akan memahami maksud ulasan di atas.

Tentang Kayu Jati Mas, Jati Rakyat dan Jati Perhutani

Mungkin sudah banyak orang tahu akan kayu jati, sebab popularitas kayu ini memang sangat mengagumkan, baik dari sisi kualitas kayu maupun tekstur serat kayunya. Tetapi, tahukah anda jika kayu jati yang kita kenal selama ini memiliki beberapa jenis yang berbeda.

Setidaknya ada tiga jenis kayu jati yang umum digunakan oleh masyarakat. Ketiga jenis kayu jati tersebut adalah kayu jati mas, kayu jati rakyat dan kayu jati perhutani. Dari ketiga jenis kayu jati tersebut, masing-masing memiliki karakter sendiri-sendiri. Dan untuk lebih mengenal tentang ketiga jenis kayu jati tersebut, di bawah ini ada sedikit ulasan terkait hal itu.

Kayu jati mas : kayu jati mas adalah jenis kayu jati yang pohonnya memiliki masa pertumbuhan lebih cepat dari pada masa pertumbuhan pohon jati pada umumnya. Hanya dalam kurun waktu 7 hingga 15 tahun, pohon ini sudah tumbuh besar dan siap untuk ditebang. Hal ini merupakan kelebihan dari pohon jati mas. Sedangkan kelebihan lainnya adalah pohon jati mas kebanyakan berbatang lurus tanpa ada bengkokan atau kalaupun ada hanya sebagian kecil saja sehingga kayu yang dihasilkan juga lurus. Kondisi kayu yang seperti ini sangat disukai oleh para pekerja mebel ketika mereka mengerjakan desain furniture yang berbidang lebar seperti meja dan lemari. Tetapi ada juga kekurangan kayu jati mas ini, yaitu terlalu banyak gubal kayunya - baca pengertian tentang gubal kayu – selain itu, pori-pori pada kayu jati mas tergolong lebih besar-besar atau dengan kata lain kurang padat.

Kayu jati rakyat : bila dibandingkan dengan pohon jati mas, pohon jati rakyat lebih cenderung banyak bengkokan pada batangnya sehingga kayu yang dihasilkan biasanya bengkok. Selain itu, pohon jati rakyat memiliki masa pertumbuhan lebih lama daripada kayu jati mas yakni sekitar 15 hingga 25 tahun untuk siap ditebang dan bisa digunakan kayunya. Tetapi dengan lamanya masa tumbuh tersebut, menjadikan pori-pori pada kayu jati jenis ini lebih padat dibanding kayu jati mas. Dan gubal pada kayu jati rakyat biasanya lebih sedikit.

Kayu jati perhutani : kayu jati perhutani adalah kayu jati yang dikelola oleh perhutani mulai dari pembibitan hingga penebangan dan penjualannya. Kayu jati perhutani atau sering disebut juga dengan kayu jati TPK dikenal memiliki kualitas yang sangat bagus dibanding jenis kayu jati yang lain. Untuk kayu jati jenis ini, bisa dipastikan berumur tua, sebab setiap tahunnya perhutani selalu menyeleksi pohon-pohon yang siap untuk ditebang dan tentunya dipilih yang tua-tua dulu.

Apakah kelemahan dan kelebihan dari ketiga jenis kayu jati tersebut?

Kelemahan kayu jati mas
    kayu jati mas, jati rakyat dan jati perhutani
  1. banyak gubal 
  2. Kadar air tinggi
  3. kayunya keras, mudah pecah (karena kebanyakan kayu yang ditebang masih berumur muda)
  4. Warna kayunya pucat
  5. tingat keawetan : kurang awet hingga sedang

Kelebihan kayu jati mas :
  1. harganya lebih murah dari kayu jati perhutani
  2. kebanyakan kayunya lurus
Kelemahan kayu jati rakyat

  1. banyak gubal
  2. kadar air tinggi
  3. ada yang kayunya keras dan ada juga yang tidak (tergantung tua-mudanya kayu)
  4. warna kayu pucat

Kelebihan kayu jati rakyat :
  1. harganya lebih murah dari kayu jati perhutani
  2. cukup awet
Kelemahan kayu jati perhutani
kayu jati
  1. harganya mahal

Kelebihan kayu jati perhutani :
  1. pori-pori kayunya lebih padat
  2. tekturnya lebih berminyak
  3. warna kayunya lebih hidup
  4. yang terakhir adalah sangat awet

Jadi, bagus mana antara ketiga jenis kayu jati tersebut?

jawabannya, tentu saja kayu jati perhutani merupakan jenis yang paling bagus. Meskipun harganya lebih mahal tapi sepadan dengan kualitas kayunya. Meskipun demikian, penggunaan kayu jati mas maupun kayu jati rakyat tetap banyak, hal ini bertujuan untuk meminimalisir biaya produksi.

Kayu Merbau

Kayu merbau merupakan salah satu jenis kayu khas dari daerah tropis yang berkualitas tinggi. Kayu merbau dihasilkan dari pohon merbau. Pohon ini memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari ukuran sedang sampai besar, dan tinggi pohon merbau bisa mencapai 50 m, dengan batang bebas cabang sekitar 20m dan gemang hingga 160 (-250) cm. Dengan akar lingkar penopang tinggi dan tebal.

Kayu yang dihasilkan dari pohon merbau ini dikenal memiliki kualitas yang tergolong bagus dan juga tergolong jenis kayu yang memiliki nilai komersial yang sangat baik di pasaran. Untuk mengenal lebih detail mengenai kayu merbau, berikut merupakan beberapa karakteristik yang ada pada kayu merbau : 

Karakteristik kayu merbau :

Kayu Merbau
Warna pada kayu teras dan kayu gubal: Antara bagian teras dan bagian gubal seperti ada batas yang terlihat jelas. Sebab bagian teras dan gubal dari kayu merbau memiliki warna yang berbeda (kontras). Untuk bagian teras, warnanya bervariasi dari abu-abu coklat, kuning kecoklatan sampai coklat merah cerah atau hampir berwarna hitam. Sedangkan bagian gubalnya berwarna kuning pucat atau kuning muda. 
kayu merbau

Tekstur dan kesan raba : Kayu merbau memiliki tekstur agak kasar dan bila diraba, permukaan kayu pada kayu merbau terasa licin.

Arah serat : arah serat pada kayu merbau bermacam-macam, tetapi, kebanyakan kayu merbau arah seratnya lurus, tetapi ada juga yang tidak teratur dan berpadu.
Tingkat kekerasan : kayu merbau merupakan jenis kayu dengan tingkat kekerasan yang tergolong sangat keras.

Tingkat awet dan Tingkat kuat: kayu merbau merupakan jenis kayu tropis yang dikenal akan ketahanannya yang baik. Kayu ini tergolong jenis kayu yang tahan terhadap serangan jamur pelapuk kayu dan rayap atau hama perusak kayu. Sedangkan dalam klasifikasi tingkat kelas awet dan tingkat kelas kuat kayu, Kayu merbau merupakan jenis kayu dengan tingkat kelas awet I-II dan kelas kuat I-(III). 

Tingkat susut dan daya retak : kayu merbau merupakan jenis kayu dengan tingkat penyusutan yang sangat kecil, selain itu, kayu ini juga tergolong jenis kayu dengan daya retak rendah. Hal tersebut menjadikan kayu merbau ini tidak mudah rusak pada saat dikeringkan, atau kalaupun terdapat kerusakan pada saat proses pengeringan, tingkat kerusakan tersebut tidak tergolong kerusakan yang serius. 

Proses pengerjaan: Untuk proses pengerjaannya, kayu merbau tergolong jenis kayu yang agak sukar untuk dikerjakan. Tetapi bukan berarti kayu merbau tidak bisa diproses menjadi berbagai produk yang bernilai komersial tinggi, sebab faktanya banyak sekali aneka macam produk yang dibuat dengan menggunakan kayu merbau sebagai bahan bakunya.

Dalam era industrialisasi saat ini, kayu merbau biasa digunakan sebagai bahan baku untuk membuat berbagai produk yang berasal dari kayu seperti aneka furniture, lantai kayu (parket flooring),kusen, pintu, jendela dan bisa juga digunakan sebagai kayu bangunan.

dikutip dari berbagai sumber

Cara Menghitung Kubikasi Kayu Atau Volume Kayu

Bagi anda yang berkecimpung dalam dunia perkayuan, pasti sangat penting bagi anda untuk mengetahui cara menghitung kubikasi kayu. Kubikasi kayu sendiri adalah nilai besaran volume yang ada pada kayu, dan nilai satuannya menggunakan meter kubik (M3). Dengan mengetahui nilai kubikasi dari sebuah kayu, maka kita juga dapat menafsir atau mengetahui harga kayu tersebut berdasarkan nilai kubikasinya.

Cara yang digunakan untuk menghitung kubikasi pada kayu log atau gelondong
berbeda dengan cara untuk menghitung kubikasi kayu gergajian atau kayu yang sudah berbentuk papan. Hal ini dikarenakan secara fisik bentuk antara keduanya berbeda. Jadi masing-masing mempunyai rumus sendiri-sendiri untuk menghitung nilai kubikasinya. 

Untuk cara menghitung kubikasi kayu log atau gelondong

rumus yang biasa digunakan adalah (P x D x D x 0,7854) : 10.000 = nilai kubikasi   

Keterangan : 

cara menghitung kubikasi kayuP adalah panjang kayu yang dinyatakan dalam satuan meter
D adalah diameter kayu yang dinyatakan dalam satuan cm

Contoh kasus : Jika seseorang akan membeli sebuah kayu yang masih berupa gelondong dengan ukuran diameter 25 cm dan panjangnya 2 meter maka, jika menggunakan rumus di atas, nilai kubikasi yang terdapat pada kayu adalah (2 x 25 x 25 x 0,7854) : 10.000 = 0,098175 M3.

Jadi, besarnya nilai kubikasi pada satu gelondong kayu yang akan dibeli oleh orang tersebut sebesar 0,098175 atau hampir sepersepuluh kubik. 

Nb: Nilai kubikasi kayu yang diperoleh dengan menggunakan rumus ini hampir sama (sedikit lebih rendah) dengan nilai kubikasi kayu yang ada pada tabel kubikasi kayu log perhutani. Atau jika anda tidak ingin capek-capek menghitung dengan menggunakan rumus, anda bisa melihat langsung pada tabel milik perhutani di tabel kubikasi perhutani.

Sedangkan untuk rumus atau cara menghitung kubikasi kayu gergajian atau papan 

rumus yang digunakan adalah (T x L x P) : 10.000 = nilai kubikasi

Keterangan :  
T adalah tebal papan kayu yang dinyatakan dalam satuan cm
L adalah lebar papan kayu yang dihitung dalam satuan cm
P adalah panjang papan kayu yang dihitung dalam satuan meter

Contoh kasus : pada satu papan kayu dengan ukuran tebal 4 cm, lebar 25 cm dan panjang 2 meter, maka besarnya kubikasi pada papan kayu tersebut jika menggunakan rumus di atas adalah (4 x 25 x 2) : 10.000 = 0,02 M3 atau butuh 50 lembar papan untuk mencapai satu kubik.

Cara-cara menghitung kubikasi kayu di atas tidak hanya untuk jenis-jenis kayu tertentu melainkan bisa diterapkan pada semua jenis kayu komersial lainnya, seperti kayu jati, kayu sengon, kayu mindi, kayu mahoni dll.

Mebel Antik serta Kelebihan dan Kekurangannya

Seperti yang banyak dibilang orang bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna, segala sesuatunya pasti ada kelebihan dan kekurangannya, tidak terkecuali untuk mebel kuno. Mebel kuno atau yang lebih dikenal dengan sebutan mebel antik juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Apa saja kelebihan dan kekurangan mebel antik

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan mebel antik:

Pertama adalah nilai kepuasan ketika memiliki (limited edition): keberadaan mebel antik tergolong langkah. Sebab, mebel antik adalah mebel yang dibuat pada jaman dahulu kala, jadi sekarang sudah tidak ada lagi regenerasinya. Itu yang menyebabkan mebel antik tergolong barang langkah. Jadi, memiliki sebuah mebel antik bisa menjadi sebuah kebanggaan dan kepuasan tersendiri bagi seseorang terutama bagi orang-orang yang hobi mengumpulkan barang-barang antik atau para kolektor barang antik.

Yang kedua adalah memperoleh banyak untung dari mebel antik : Harga mebel antik sangat mahal, hal ini ada kaitannya dengan faktor kelangkaannya. Umumnya, harga jual sebuah mebel antik jauh di atas harga pasaran untuk mebel-mebel buatan baru, bahkan bisa berkali-kali lipat lebih mahal. Apalagi si pembeli adalah tipe orang yang gemar barang-barang antik, wah bisa tambah mahal tuh harga jualnya. Ibaratnya menjual satu buah mebel antik bisa untuk hidup selama satu tahun. Hal ini jelas sangat menguntungkan bagi penjual mebel antik. Dan tidak akan terjadi jika menjual mebel baru.
Mebel Antik serta Kelebihan dan Kekurangannya
Yang ketiga adalah kualitas : Kualitas ini meliputi dua hal yakni kualitas bahan baku berupa kayu dan kualitas pengerjaan.
  • Kualitas kayu : coba kita bayangkan, mebel antik itu dibuat pada masa lampau bahkan mungkin dibuat pada jaman penjajahan Belanda tetapi hingga kini masih tetap eksis. Itu menandakan kalau kayu yang digunakan untuk membuat barang tersebut merupakan jenis kayu yang benar-benar berkualitas bagus. Kebanyakan, kayu yang digunakan pasti lebar-lebar dan sangat jarang ditemukan sambungan pada papan kayu. Sebab dulu masih banyak kayu yang berdiameter jumbo alias besar, jadi tidak mungkin memakai kayu yang masih berumur muda.
  • Kualitas pengerjaan : tidak seperti sekarang yang semua prose pembuatan mebel menggunakan mesin, dulu serba manual dan serba dalam keterbatasan. Tetapi yang bikin heran, konstruksi pada mebel antik ini masih terjaga dan tetap kokoh tidak lapuk hingga sekarang. Ini menandakan kalau si pembuatnya adalah orang yang benar-benar terampil dan membidanginya jadi barang yang dihasilkan memang berkualitas.
Kelebihan mebel antik yang keempat adalah bentuk atau desain : dibanding mebel produksi baru,mebel antik memiliki bentuk yang unik dan itu menjadi ciri khasnya. Bentuknya banyak dipengaruhi oleh seni dan budaya pada jaman itu. Mebel antik sangat cocok untuk mengisi rumah yang bergaya klasik. jadi, bisa dikatakan mebel antik adalah mebel dengan cita rasa tempo dulu.

Yang terakhir adalah nilai historis : dengan panjangnya masa yang dilalui oleh mebel antik berarti banyak pula riwayat dari barang tersebut. Hal ini tentu saja tidak ada pada mebel baru.

Sedangkan kekurangan atau kelemahan mebel antik adalah sebagai berikut :


Harga : kalau bagi si penjual, harga menjadi sebuah keuntungan, tetapi bagi pihak pembeli harga adalah hal yang harus dipikirkan sebab kita harus merogoh saku lebih dalam untuk bisa mendapatkan mebel antik yang sesuai dengan keinginan kita.

Kondisi : kondisi yang dimaksud adalah finishing atau tampilan. Umumnya, mebel antik sudah banyak keraknya (patina) dan finishingnya sudah pudar serta kotor jadi tampilannya kurang menarik. Meski hal ini dapat disiasati dengan cara difinishing ulang tetapi cara tersebut dapat mengurangi nilai historisnya. Selain itu, terkadang terdapat beberapa bagian yang sudah rusak seperti pada pegangan laci, kunci, kaki meja dll.  Tetapi jika anda beruntung, bisa jadi anda mendapatkan barang tersebut dalam kondisi masih bagus dan utuh. Berarti barang tersebut masih terawat dengan baik dari pemilik terdahulu. Untuk perawatannya, sebenarnya cara merawat mebel antik tidak sulit, sama seperti halnya merawat mebel kayu pada umumnya.

Bentuk : bentuk pada mebel antik ibaratnya dua sisi mata uang, disatu sisi bisa menjadi kelebihan dan disisi lain merupakan kelemahan. Coba kita perhatikan rumah-rumah atau gedung-gedung di sekitar kita, pasti rata-rata memakai konsep modern dan minimalis. Jelas sekali menempatkan mebel anti pada rumah jaman sekarang terasa kurang pas dan kalau dipaksakan hanya akan merusak kenyamanan pandangan.

Pengertian Kayu Gubal, Kayu Teras dan Lingkaran Tahun

Tahukah anda apa yang dimaksud kayu gubal ? Dan apa yang dimaksud kayu teras ? Serta apa yang dimaksud lingkaran tahun ? Istilah-istilah tersebut sangat sering kita dengar ketika kita membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kayu, khususnya kayu yang masih berupa gelondong atau log. Secara singkat, pengertian tentang kayu gubal, kayu teras dan lingkaran tahun adalah sebagai berikut:
  • Kayu gubal adalah bagian tepi atau pinggir dari kayu.
  • Kayu teras adalah bagian tengah atau inti kayu
  • Lingkaran tahun adalah pertanda yang menandakan umur dari sebuah pohon atau sebut saja kayu karena lingkaran tahun pada dasarnya memang hanya bisa dilihat ketika pohon sudah ditebang atau berbentuk kayu.

Mungkin bagi sebagian orang yang masih baru dibidang ini, istilah kayu gubal, kayu teras, dan lingkaran tahun pasti terdengar cukup asing. Nah untuk itu, berikut ini adalah penjelasan mengenai isitlah-istilah tersebut yang dapat membantu anda untuk lebih memahaminya.
pengertian kayu gubal, kayu teras dan lingkaran tahun
Lihat gambar agar lebih memahami maksud dari tulisan ini

Dimulai dari lingkaran tahun : Terbentuknya lingkaran tahun pada sebuah batang pohon dimulai pada saat pohon pertama kali tumbuh hingga ditebang atau mati. Lingkaran tahun ini terbentuk hanya satu kali untuk setiap tahunnya dan jumlahnya akan terus bertambah pada tahun-tahun berikutnya selama pohon itu tumbuh. Semakin tua usia sebuah pohon maka semakin banyak jumlah lingkaran tahunnya, contoh: pada sebuah kayu gelondong, jika jumlah lingkaran tahun yang anda hitung berjumlah 15 berarti kayu tersebut berasal dari sebuah pohon yang telah hidup selama 15 tahun. Itu sebabnya umur sebuah pohon bisa diketahui melalui jumlah lingkaran tahun yang ada pada batangnya. Bagaimanakah bentuk lingkaran tahun itu? Sesuai namanya, lingkaran tahun berbentuk sebuah lingkaran tetapi bukan berarti berbentuk lingkaran yang 100% sempurna, biasanya, bentuk lingkarannya mengikuti bentuk lingkar pada fisik batang pohon itu sendiri

Yang kedua, kayu gubal atau gubal kayu: yang dimaksud kayu gubal bukanlah nama untuk jenis kayu atau spesies pohon, tetapi yang dinamakan kayu gubal adalah bagian pinggir atau tepi pada sebuah kayu termasuk semua jenis kayu baik itu kayu jati, mahoni, sonokeling, kayu eboni, mindi dll. Umumnya, gubal kayu berwarna terang atau putih, lebih terang dari pada kayu teras.

Ketiga, kayu teras : yang dinamakan kayu teras adalah bagian tengah atau inti dari sebuah kayu. Umumnya bagian ini berwarna lebih gelap dibanding kayu gubal. Jadi pada sebuah kayu, antara kayu gubal dan kayu teras terlihat secara jelas seperti ada batas yang memisahkannya. Tetapi ada jenis-jenis kayu tertentu serti contoh kayu sengon, yang antara kayu teras dan kayu gubalnya memiliki warna yang hampir sama sehingga batas antara keduanya terlihat samar atau terlihat kurang jelas.

Lebih kuat mana atau lebih awet mana antara kayu gubal dan kayu teras?

Jawabannya adalah kayu teras. Mengapa? sebab kayu teras memiliki serat dan pori-pori lebih padat dibanding kayu gubal sehingga kayu teras lebih keras(keras dalam artian lebih berbobot bukan keras mudah pecah). Hal ini membuat kayu teras menjadi kuat dan tidak mudah keropos. Sedangkan yang menyebabkan kayu teras lebih awet dari pada kayu gubal adalah adanya unsur-unsur kimia yang terkandung pada kayu teras seperti zat toxic. Zat kimia tersebut menjadikan kayu teras tahan terhadap penyakit atau hama perusak kayu. Jadi, lebih disarankan memakai kayu teras untuk membuat berbagai perabotan dari kayu.

Informasi Tentang Kayu Eboni

Apa itu kayu eboni? Kayu eboni adalah salah satu jenis kayu yang berasal dari daerah tropis khususnya Indonesia. Di Indonesia, kayu eboni ini merupakan kayu khas atau asli dari pulau Sulawesi. Dalam pasar komoditas, kayu ini termasuk jenis kayu yang bernilai komersial tinggi dan termasuk golongan jenis kayu mewah sama halnya dengan kayu jati dan kayu sonokeling. Sebab, kayu yang dalam dunia internasional lebih dikenal dengan nama kayu hitam Sulawesi, Macassar ebony, Coromandel ebony, streaked ebony atau juga black ebony ini memiliki warna dan tekstur yang sangat dekoratif sekali sehingga kayu ini banyak diminati.

Untuk pengeringannya, kayu eboni tergolong jenis kayu yang mudah pecah sebab kayu ini memiliki tingkat kekerasan sedang, bahkan ada sebagian yang tingkat kekerasannya tinggi. Selain itu, proses pengeringan terhadap kayu ini tergolong lambat dan sulit sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk mengeringkannya. Meskipun begitu, kayu eboni memiliki kelebihan atau keunggulan yang jarang ditemui pada jenis kayu tropis lainnya, keunggulan itu terletak pada tingkat keawetan dan tingkat kekuatannya. Kayu ini dikenal memiliki tingkat keawetan dan kekuatan sangat bagus. Bahkan dalam klasifikasi tingkat keawetan kayu, kayu eboni merupakan jenis kayu dengan tingkat kelas awet 1 dan kelas kuat 1.

Seperti apakah kayu eboni itu?

informasi kayu eboni
Untuk lebih mengenal lebih dekat tentang kayu ini, berikut adalah ciri-ciri dari kayu eboni :
  • Warna kayu: kayu eboni berwarna coklat gelap, agak kehitaman, atau hitam berbelang-belang kemerahan.
  • Tekstur : kayu eboni bertekstur halus dan arah serat kayunya lurus atau sedikit berpadu.
  • Permukaan kayu: permukaan kayu pada kayu eboni tergolong licin.
  • Berat jenis kayu: berat jenis rata-rata pada kayu eboni adalah 1,05 dengan berat jenis minimum 0,90 dan berat jenis maksimum 1,14.
Dalam industri perkayuaan atau bidang usaha yang membutuhkan kayu sebagai bahan baku produksinya, kayu tang tergolong jenis kayu keras ini biasa digunakan untuk membuat aneka barang-barang mewah seperti aneka produk mebel kayu mewah, patung, vinir mewah, dan aneka alat musik seperti gitar. Selain itu, kayu ini bisa juga dimanfaatkan sebagai kayu bangunan dalam pembuatan sebuah konstruksi bangunan serta aneka perabotan rumah seperti kusen, pintu, dan perabotan lainnya.

Karena memiliki kualitas yang mewah, permintaan pasar terhadap kayu eboni sangatlah tinggi meski harganya tergolong mahal. Sayangnya, tingginya permintaan terhadap kayu eboni tidak seimbang dengan tingkat keberhasilan dalam membudidayakannya, sehingga populasi kayu ini menurun drastis dan keberadaannya di alam sangat memprihatinkan (dalam artian sulit ditemukan). Yang menjadi penyebab adalah eksploitasi yang berlebihan terhadap hasil hutan jenis ini yang dilakukan oleh sekelompok orang yang hanya berorientasi terhadap laba atau materi tanpa peduli terhadap kelanjutan dari jenis tanaman ini

Dalam 2000 WCN Red List of Threatened Species, eboni termasuk kategori Vulnerable atau spesies dengan batas resiko tinggi terhadap kepunahan di alam atau rentan terhadap eksploitasi. World Conservation Union (WCN) ini adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang konservasi sumber daya alam global, lembaga ini mengeluarkan daftar tentang jenis-jenis flora maupun fauna yang terancam punah.

dikutip dari berbagai sumber
Daftar Isi

Daftar Isi

Di bawah ini adalah daftar isi dari artikel-artikel yang telah dipublish pada Blog Rimba Kita ini. Kami berharap, mungkin salah satu dari artikel-artikel Rimba Kita yang ada di bawah ini, dapat membantu anda mencari solusi atau sekedar menambah wawasan dan informasi bagi anda tentang hal-hal yang berkaitan dengan perkayuan dan permebelan.



Dua Jenis Mebel Antik dan Cara Merawatnya

dua jenis mebel antik dan cara merawatnyaMebel antik merupakan jenis mebel yang memiliki nilai historis yang tinggi. Umumnya jenis mebel ini sudah ada atau dibuat pada masa dahulu. Orang mengenalnya sebagai mebel kuno atau barang tua. Berburu mebel antik bukanlah pekerjaan yang mudah, karena keberadaannya di pasaran untuk saat ini sangatlah langkah. Kalaupun anda menemukan barang yang sesuai dengan yang anda cari, bisa dipastikan harganya sangat mahal, jauh lebih mahal daripada mebel-mebel baru. Karena faktor kelangkaan dan faktor tingginya harga sebuah mebel antik, bagi sebagian orang khususnya kolektor barang antik, berburu mebel antik merupakan sebuah kepuasan apalagi bisa memilikinya, merupakan sebuah kebanggaan tersendiri pastinya. 

Sedangkan dalam urusan memilih furniture antik juga bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Untuk yang satu ini, diperlukan pemahaman yang cukup tentang mebel antik agar anda tidak tertipu oleh rayuan pedagang yang tidak jujur. Sebab banyak juga barang-barang baru yang dipermak sedemikian rupa hingga menyerupai mebel antik. Tentu saja hasil permaknya dapat menipu penglihatan orang-orang yang awam yang tidak paham betul mengenai mebel antik.

Secara umum, mebel  antik terbagi menjadi dua macam yaitu mebel antik kuno (mebel peninggalan masa lampau) dan mebel antik hasil reproduksi. Dua jenis mebel antik ini memiliki beberapa perbedaan yang sangat mendasar. 

Jika diamati, komponen-komponen pada mebel antik kuno biasanya terdapat bekas paku yang berkarat, sedangkan pada mebel antik hasil reproduksi, bekas paku tidak berkarat.
Kedua, mebel antik kuno  memiliki bentuk dan desain tersendiri, tergantung pada asal dan tahun pembuatan. Khusus mebel antik di Indonesia, sebagian besar bentuk atau modelnya mendapat pengaruh seni dan budaya dari Belanda, Cina, dan Arab.

Ketiga, dalam hal harga, setiap mebel antik umumnya berharga sangat fantastis dan jauh di atas harga pasaran mebel. Sebagai contoh, harga untuk lemari antik hasil reproduksi berkisar antara 8 jt hingga 9,6 jt, sedangkan untuk lemari antik kuno harganya bisa lebih dari 180 jt. Wouw!!!

Keempat, tampilan barang. Tampilan mebel antik kuno lebih terlihat kuat dan bagus. Hal ini disebabkan mebel antik kuno dibuat menggunakan kayu yang berkualitas tinggi dan istimewa. Walaupun komponen kayunya tipis (8 mm), tidak akan pecah ataupun melengkung.

Merawat Mebel Antik

Dalam urusan perawatan, tata cara merawat mebel antik sebenarnya sama seperti merawat mebel kayu baru, yakni cukup dengan cara dibersihkan menggunakan kain atau alat pembersih mebel kayu yang lainnya. Hanya saja, mebel antik harus lebih sering dibersihkan, tetapi jangan terlalu keras dalam menggosoknya.

Dan sebagai tambahan dalam merawat dan membersihkan mebel antik, jangan memakai pledge atau semacamnya untuk membersihkan mebel antik berusia tua, karena pledge mengandung unsur silikon. Jika membersihkannya dengan pledge, hasilnya memang akan sangat bersih dan mengkilap seperti barang baru, tetapi hal itu malah akan mengurangi ke alamian dan nilai dari mebel antik itu sendiri. Pasalnya penggunaan pledge akan menghilangkan kerak (patina) yang ada pada mebel antik. Nah patina atau kerak yang terdapat pada mebel antik itu merupakan ciri khasnya, biasanya memang sengaja ditonjolkan, karena menjadi salah satu unsur yang menandai usia barang tersebut.

Kayu Olahan dan Kayu Solid untuk Membuat Furniture

Seiring semakin majunya teknologi dalam dunia perindustrian, kini penggunaan bahan baku berupa kayu olahan untuk membuat aneka macam produk furniture bukan lagi hal yang asing. Kalau dulu orang hanya mengenal bahan baku pembuatan furniture menggunakan kayu solid atau besi, kini penggunaan bahan-bahan tersebut sudah dapat digantikan oleh bahan baku yang berasal dari kayu olahan seperti blockboard, MDF (medium density Fibreboard), Particle board dan kayu lapis.

Penggunaan kayu solid sebagai bahan baku untuk produk-produk furniture memang dikenal lebih kuat dan kokoh. Dan hingga saat ini furniture berbahan baku kayu solid masih mendominasi dan merupakan jenis furniture yang paling banyak digunakan dalam rumah tangga, mulai dari meja,kursi,lemari, kabinet, hingga tempat tidur. Tetapi dengan semakin berkurangnya persediaan kayu dan semakin melambungnya harga kayu, orang mulai mempertimbangkan dan melirik limbah kayu untuk dimanfaatkan dan diolah menjadi aneka macam furniture.

Baik bahan baku berupa kayu solid ataupun aneka macam bahan dari kayu olahan, semuanya juga memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Untuk itu, ada baiknya memahami karakter dari masing-masing bahan tersebut sebelum membeli atau membuat furniture.

Kayu solid

Kayu Olahan dan Kayu Solid untuk Membuat Furniture
kelebihan kayu solid bila dibandingkan dengan kayu olahan, kayu solid lebih kokoh dan awet. Selain itu, penggunaan kayu solid lebih terkesan mewah dan alami dengan tampilan serat kayu yang khas. Sedangkan kekurangannya adalah kondisi kayu yang akan digunakan harus sudah dalam kondisi kering karena kayu merupakan material yang mudah melengkung. Selain itu, dengan banyaknya aksi pembalakan liar serta kebakaran hutan, persediaanya mulai berkurang dan untuk jenis-jenis tertentu mungkin langka. Hal ini menyebabkan harganya menjadi mahal. Kayu yang sering dipakai untuk furniture di Indonesia adalah kayu jati, nyatoh,sungkai, dan beberapa jenis kayu keras lainnya seperti mindi, mahoni, sonokeling, dan akasia.

Kayu olahan

Blockboard

Kayu Olahan dan Kayu Solid untuk Membuat FurnitureAdalah jenis kayu olahan yang terbuat dari limbah kayu atau potongan kayu lunak berbentuk kotak kecil-kecil (ukurannya sekitar 2,5 hingga 5 cm). Potongan-potongan tersebut dipadatkan dengan mesin dan dilapisi dengan veener pada kedua sisinya sehingga menjadi lembaran atau papan dengan ketebalan mulai dari 12, 15 hingga 18 mm dan lebar 122 mm x 244 mm. 

MDF (Medium Density Fibreboard)

Kayu Olahan dan Kayu Solid untuk Membuat Furnitureadalah kayu olah yang terbuat dari serbuk yang sudah halus, bisa dari limbah kayu atau bambu. Serbuk tersebut dicampur dengan resin kemudian direkatkan dan dipadatkan dengan suhu dan tekanan yang tinggi (dipres) hingga menjadi lembaran atau papan. MDF merupakan bahan yang fleksibel (mudah dipotong atau dibentuk) dan kekuatannya konsisten. Di pasaran, jenis yang lebih padat dan kuat dikenal dengan nama HDF (High Density Fibreboard). Selain itu, untuk warna dan motif penutup permukaan(finishing) untuk MDF sangat beragam, bisa dengan paper laminate, PVC, HPL, Veener ataupun cat kayu.

Particle board

Kayu Olahan dan Kayu Solid untuk Membuat Furnitureadalah kayu olahan yang terbuat dari serbuk kayu atau potongan kayu kecil-kecil yang dicampur resin kemudian direkatkan dan dipadatkan dengan suhu dan tekanan tinggi. Prosesnya kurang lebih sama dengan MDF. Hanya saja bahan untuk MDF lebih halus dan seragam, sedangkan bahan untuk particel board kasar dan tidak beraturan. Jenis ini tidak tahan terhadap air, jika terkena air kekuatannya akan hilang jadi ada keterbatasan pemakaian untuk furniture yang menggunakan bahan baku berupa particel board ini. Particle board tidak bisa dicat menggunakan cat kayu atau coating karena teksturnya kasar. Biasanya untuk menutupi permukaannya digunakan paper laminate atau veener.

Kayu lapis

Kayu Olahan dan Kayu Solid untuk Membuat Furniture
adalah bahan dari kayu olahan yang dibuat dengan cara merekatkan beberapa lembaran kayu menjadi satu dengan tekanan tinggi. Ketebalannya bervariasi mulai dari 3 mm, 4 mm, 9 mm hingga 18 mm dengan luasan 122 cm x 244 cm. Kayu lapis adalah bahan yang sangat familier selain kayu solid. Di pasaran kayu lapis juga dikenal dengan sebutan triplek atau multiplek.

dikutip dari berbagai sumber

Informasi Tentang Kayu Sengon

Apa itu kayu sengon? Kayu sengon merupakan salah satu jenis kayu khas dari daerah tropis. Di Indonesia, kayu ini sangatlah familier dan banyak terdapat di Pulau Jawa. Sebab, di pulau ini pohon sengon banyak ditanam atau dibudidayakan oleh masyarakat baik secara individu maupun secara kelompok. Bahkan di kawasan ini, pengelolaannya dilakukan secara serius. Anda tahu mengapa? Sebab, mereka menyadari jika kayu sengon merupakan salah satu jenis kayu tropis yang memiliki nilai komersial yang sangat baik dalam pasar komoditas. Sehingga membudidayakan tanaman sengon bisa dikatakan sebagai sebuah investasi yang menjanjikan untuk hari kedepan.

Apa iya budidaya sengon merupakan sebuah investasi yang menjanjikan?

Budidaya tanaman sengon dinilai oleh banyak orang sebagai sebuah investasi yang menjanjikan adalah wajar dan benar. Sebab ada beberapa alasan yang bisa dibuat pertimbangan untuk membudidayakannya, antara lain seperti:
  • Masa panen tergolong cepat: pohon sengon memiliki masa pertumbuhan yang tergolong cepat jika dibandingkan dengan jenis pohon tropis lainnya semisal mahoni ataupun jati. Pohon sengon sudah bisa dipanen atau ditebang pada saat usia pohon sudah 5 tahun, meskipun pada usia pohon 5 tahun diameter kayu yang dihasilkan masih kecil tetapi kayu tersebut sudah laku dipasaran.
  • Banyaknya permintaan: kayu sengon merupakan jenis hasil hutan yang memiliki daya serap yang tinggi. Dengan kata lain, kebutuhan pasar komoditas terhadap kayu sengon sangat tinggi. Hal yang dapat dijadikan indikator tingginya permintaan terhadap kayu sengon adalah banyaknya perusahaan-perusahaan pengolahan kayu (pabrik kayu lapis atau triplek) yang berdiri di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut membutuhkan kayu sengon sebagai bahan baku dalam proses produksinya. Kondisi seperti ini jelas merupakan sebuah kesempatan yang sangat bagus.
  • Mudah untuk dijual: Dengan tingginya permintaan, berarti penjualan kayu sengon dapat dipastikan tidak akan sulit alias mudah. Sebab tiap-tiap pabrik pengolahan kayu yang berdiri pasti membutuhkan kayu sengon. Sedangkan untuk masalah harga jualnya, pada umumnya harga jual kayu sengon bervariasi, dinilai berdasarkan besar-kecilnya diameter batang dan harganya ditentukan per meter kubik.

Lalu, seperti apakah kayu sengon itu? Agar lebih jelas tentang kayu sengon, berikut adalah beberapa ciri-ciri kayu sengon:

    informasi kayu sengon
  • Kayu sengon adalah jenis kayu yang lunak. Dalam artian kayu ini jika dipegang terasa empuk hampir mirip dengan kayu randu atau kayu kapuk.
  • Warna: teras kayu atau bagian tengah kayu berwarna agak putih dan ada juga sebagian dari kayu sengon yang teras kayunya berwarna coklat muda pucat. Dan bagian gubal atau tepi kayu juga memiliki warna yang sama dengan warna bagian tengah yaitu berwarna putih. Jadi batas antara gubal dan teras kayu sulit dibedakan alias tidak terlihat jelas tidak seperti jenis kayu tropis lainnya, contuhnya kayu jati, yangmana batas antara gubal dan teras kayunya terlihat jelas.
  • Tekstur: kebanyakan kayu sengon bertektur kasar
  • Bau atau aroma: dalam kondid baru ditebang atau kondisi basah, kayu sengon memiliki bau mirip dengan kayu petai. Tetapi bau tersebut akan hilang dengan sendirinya ketika kayu dalam kondisi kering.
  • Permukaan kayu: kayu sengon memiliki permukaan sedikit agak licin dan mengkilap. 
Hubungi Kami

Hubungi Kami

Jika ada kritik atau saran yang ingin anda sampaikan kepada saya (admin Rimba Kita), silahkan gunakan form di bawah ini :

Pernahkan Anda Tahu Tentang Kayu Mahoni?

Apa itu kayu mahoni? Kayu mahoni merupakan salah satu jenis kayu khas daerah tropis. Maksudnya, kayu ini berasal dan hanya ada di daerah-daerah yang memiliki iklim tropis contohnya adalah Indonesia.  Di Indonesia, kayu mahoni sangat populer khususnya untuk banyak daerah di pulau Jawa, di sana, kayu ini dikenal sebagai jenis kayu yang bernilai komersial tinggi sehingga banyak orang yang membudidayakan dan diperjual belikan pada pasar komoditas domestik. Di pulau Jawa ini juga, persedian untuk kayu mahoni tidak perlu dikhawatirkan sebab jumlahnya masih sangat banyak, mulai dari yang masih berupa pohon maupun yang sudah berupa kayu yang sudah dipotong atau diproses. Karena jenis pohon penghasil kayu ini memiliki masa pertumbuhan yang cepat yakni kurang lebih dalam kurun waktu 7 hingga 15 tahun, pohon mahoni sudah tumbuh besar dan sudah bisa dipotong dan diambil kayunya. Hal ini jelas berbeda dengan masa pertumbuhan pohon jati maupun pohon sonokeling yang mana pertumbuhannya membutuhkan waktu yang lama.

Kayu mahoni memiliki karakteristik serta memiliki ciri-ciri khusus yang hanya terdapat pada jenis kayu itu sendiri. Ciri-ciri tersebut  yang dapat membedakannya dengan jenis kayu tropis yang lainnya. Karena faktanya, ada beberapa jenis kayu yang memiliki kemiripan satu sama lain jika dilihat sekilas, baik dari segi warna, tekstur ataupun serat  kayunya. Tetapi dengan benar-benar memahami ciri-ciri khusus yang hanya dimiliki oleh jenis kayu tertentu maka kita akan bisa membedakannya. Contoh untuk beberapa jenis kayu yang memiliki kemiripan jika dilihat secara sekilas adalah seperti kayu jati mirip dengan kayu akasia, kayu mahoni juga bisa dikatakan mirip dengan kayu kamper ataupun kayu keruing dari Kalimantan serta jenis kayu lainnya.

Lalu, bagaimanakah ciri-ciri kayu mahoni?

Yang paling mendasar dari ciri-ciri kayu mahoni adalah sebagai berikut:
    kayu mahoni
  • Warna: bagian teras atau tengah kayu mahoni kebanyakan berwarna merah muda (bisa dibilang terlihat pucat), tetapi ada juga kayu mahoni yang berwarna merah tua mirip sekali dengan warna hati. Ini terdapat pada kayu mahoni yang benar-benar berumur tua, mungkin pohonya tumbuh lebih dari 25 tahun. Sedangkan untuk gubalnya atau bagian tepi kayu selalu berwarna putih.
    kayu mahoni
  • Serat: kayu mahoni memiliki serat lurus dan terpadu.
  • Tekstur: Kayu mahoni memiliki tekstur halus dan berpori-pori kecil.
Untuk lebih memahami mengenai ciri-ciri dari kayu mahoni, mungkin bisa lebih mudah jika dengan mengamati bentuk fisiknya secara langsung.

Kayu mahoni merupakan jenis kayu yang memiliki kualitas baik, tetapi tingkat ketahanan dan keawetannya sedikit berada di bawah kualitas kayu jati. Kayu ini kurang tahan terhadap rayap sehingga tidak disarankan untuk penempatan yang bersentuhan secara langsung dengan tanah.

Dalam dunia industri, kayu mahoni dikenal sebagai jenis kayu pertukangan yang baik. Kayu ini dapat dengan mudah dikerjakan seperti dipotong dan dibentuk sehingga kayu mahoni banyak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan berbagai macam kerajinan dan produk-produk mebel seperti handycraft, aneka mebel ukiran, lemari, kursi, meja, furniture anak dll. Dalam beberapa kasus, kayu mahoni jug sering digunakan sebagai bahan baku pengganti dari kayu jati. Ini dilakukan karena, selain jumlah atau persedian kayu mahoni banyak, harganya pun jauh lebih murah dari pada kayu jati. Hal tersebut merupakan alasan utama bagi kebanyakan industri-industri pengolahan kayu (industri mebel) karena dapat mengatasi masalah kelangkaan bahan baku sehingga kelangsungan proses produsi tetap terjaga dan lancar, dan juga dapat menekan biaya produksi menjadi lebih murah.

Hasil Hutan adalah Aset yang Berharga dan Menjanjikan!

Apa itu hasil hutan? Dan benarkah hasil hutan merupakan jenis komoditas yang menjanjikan?

Hutan, bisa dibilang merupakan sebuah aset yang sangat berharga bagi suatu daerah karena hutan mampu menghasilkan berbagai macam hasil hutan yang bernilai. Pemanfaatan hutan yang baik diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dibidang perekonomian.

Dewasa ini, banyak kalangan baik pemerintah maupun individu (swasta) yang menyadari bahwa hasil hutan memiliki prospek dan potensi yang sangat bagus dalam perekonomian. Karena hasil hutan merupakan jenis komoditas yang sangat penting dan menjadi primadona di pasar komoditas baik tingkat domestik maupun dunia. Sehingga pengelolaannya lebih ditekankan dan sungguh-sungguh. Seperti contoh banyaknya budidaya tanaman sengon, jabon atau jenis tanaman yang bernilai komersial lainnya. Hal tersebut tentulah langkah bagus, sebab disamping sebagai upaya reboisasi karena banyaknya kebakaran hutan dan aksi pembalakan liar, pengelolaan hutan dengan sungguh-sungguh akan dapat menghasilkan beraneka macam hasil hutan dengan jumlah yang melimpah dan berkualitas bagus. Selain itu, hasil hutan juga dapat menjadi sumber devisa bagi suatu negara dalam contoh ini adalah Indonesia. Sumbangan terbesar bagi devisa negara diperoleh dari hasil hutan berupa kayu dan non kayu.

Apa saja hasil hutan kayu dan non kayu itu?

Berikut adalah beberapa hasil hutan berupa kayu dan non kayu yang menjadi unggulan di pasar komoditas. Untuk hasil hutan berupa non kayu berupa:
Hasil hutan
  • Buah-buahan : Durian, salak, jambu mente, kelapa, pepaya,pisang,mangga,apel dan jenis buah tropis lainnya.
  • Getah dan resin : Karet, nyatoh, jelutung dan kemenyan.
  • Serta hasil hutan lainya seperti : Rempah-rempah, madu, kayu manis, cengkeh, jahe-jahean, sagu dan kelapa sawit.
hasil hutanDan untuk hasil hutan berupa kayu adalah hasil hutan yang didapat dari batang-batang pohon yang dikenal memiliki kualitas bagus seperti: kayu jati, mahoni, akasia, cendana, pinus, sonokeling, mindi, bambu, rotan, sungkai, merbau, kamper, meranti, kayu kelapa, kayu ulin dan jenis kayu tropis lainnya.

Untuk apakah hasil hutan tersebut?

Pada era industrialisasi seperti sekarang ini, keberadaan hasil hutan sangat penting. Sebab hasil hutan tersebut banyak dimanfaatkan atau diolah oleh pabrik-pabrik sebagai bahan baku utama dalam proses produksinya hingga menjadi berbagai macam produk yang memiliki nilai lebih tinggi.  Seperti contoh: hasil hutan berupa kayu dan rotan, keduanya adalah jenis hasil hutan yang banyak dikelola menjadi berbagai macam produk mebel yang memiliki nilai tambah, baik secara estetika, fungsi ataupun nilai jual. Seperti yang banyak kita ketahui, aneka jenis produk atau kerajinan yang terbuat dari kayu maupun rotan merupakan jenis komoditas yang sangat disukai oleh masyarakat internasional. Jadi dengan membuat produk-produk tersebut di dalam negeri kemudian menjualnya atau mengekspornya ke luar negeri maka akan ada keuntungan lebih yang didapat. Itu kalau hanya untuk pasar luar negeri, belum lagi untuk kebutuhan pasar domestik. Malahan pasar domestik juga memiliki potensi penyerapan yang besar terhadap produk-produk semacam ini. Jadi jangan pernah menganggap remeh atau menyia-nyiakan hasil hutan kita baik berupa kayu maupun non kayu. Mari kita manfaatkan dan kelola dengan bijak.

Cara Mengawetkan Bambu Dengan Mudah

Mengapa bambu perlu diawetkan? Dan tahukah anda cara untuk mengawetkan bambu secara mudah? Pada dasarnya, bambu merupakan jenis hasil hutan yang rentan terhadap serang jamur dan serangga sehingga bambu sangat mudah lapuk. Dalam kondisi tanpa pengawetan, daya tahan bambu hanya akan bertahan paling lama selama 3 tahun. Hal ini jelas akan menjadi masalah bagi para penggunanya karena masa pemakaiannya yang pendek. Kondisi itulah yang menjadi alasan, sehingga pengawetan bambu dinilai perlu karena bambu tidak seperti jenis kayu keras pada umumnya yang rata-rata memiliki tingkat ketahanan baik terhadap serangan jamur dan serangga perusak kayu.    
 
 cara mudah mengawetkan bambuMengapa bambu sangat rentan terhadap jamur maupun serangga? Kemungkinan penyebabnya adalah struktur batang yang ada pada bambu itu sendiri. Secara ilmiah, struktur batang pada bambu tidak memiliki unsur-unsur kimia yang mampu menambah tingkat ketahanan. Unsur kimia tersebut umumnya berupa zat toksik atau racun. Selain itu, di dalam batang bambu banyak terdapat unsur zat gula yang mengundang dan sangat disenangi oleh mikroorganisme. Kondisi seperti ini jelas berdampak tidak baik bagi bambu karena mikroorganisme tersebut hanya akan merusak struktur bambu. Kerusakan tersebut sangat berdampak terhadap kekuatan dan warna bambu. Dampak yang diakibatkan seperti: pelapukan, pecah, berlubang  atau timbulnya noda pada batang bambu. 
Lalu bagaimana cara mengawetkan  bambu secara mudah? Ada banyak cara atau teknik yang dapat dilakukan untuk mengawetkan bambu. Metode pengawetannya bisa dilakukan dengan cara tradisional ataupun dengan cara menggunakan bahan-bahan kimia.
 
Pengawetan secara tradisional: yakni bambu diawetkan dengan cara direndam ke dalam kolam yang berisi air, atau direndam dengan menggunakan gamping atau belerang. Biasanya proses perendaman ini membutuhkan waktu berbulan-bulan, sekitar 2 hingga 3 bulan bahkan ada yang merendamnya lebih lama. Metode ini sangat mudah untuk diterapkan bagi siapa saja karena tidak memerlukan keahlian khusus untuk melakukannya. Metode ini biasa digunakan oleh masyarakat tradisional. Namun, hasil yang didapat dari penerapan metode ini memiliki kelemahan yaitu tekstur dan warna bambu menjadi rusak sehingga mengurangi keindahan pada bambu. Selain itu dibutuhkan waktu lama untuk menghilangkan bau yang timbul akibat rendaman.
 
Pengawetan dengan menggunakan bahan kimia: contoh untuk bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengawetkan bambu adalah borak dan asam borik. Dalam penerapannya, kedua jenis bahan kimia tersebut dicampur menjadi satu dengan perbandingan 3 untuk boraks : 2 untuk asam boric, lalu dicampur dengan air. Penggunaan metode ini dianggap lebih efisien daripada menggunakan cara yang pertama tetapi untuk menerapkan metode ini dibutuhkan pengalaman atau keahlian. Bagi anda yang masih awam untuk hal semacam ini, bisa disiasati dengan cara didampingi oleh seseorang yang sudah berpengalaman.